Rabu, 27 Mei 2015

Mandala Wisata Wenara Wara

    Tempat ini dipenuhi dengan banyak monyet-monyet liar, sangat disarankan untuk tidak membawa makanan dari luar. Karna monyet bisa mengetahui dan mengikuti sampai kita memberikan makanan kepadanya. Untuk Anda yang tidak takut bisa saja membeli buah-buahan yang sengaja dijual di pintu masuk untuk para monyet disini. Berhati-hatilah, karna mungkin bisa jadi monyetnya yang merampas paksa buah tersebut dari tangan kita.

 
    Monyet-monyet di sini termasuk kedalam kategori agresif ketika mereka bisa saja bertengkar dengan sesama monyet saat merasa tidak aman, meski begitu mereka sudah terbiasa dengan para wisatawan. Ada begitu banyak monyet yang ada, mata kita perlu awas ketika berjalan karna mereka bisa secara mendadak berada disamping kita.


    Ada aliran sungai disekeliling kawasan ini, mungkin ini juga alasan mengapa tempat ini lembab dan sangat licin untuk dilewati. Ditambah dengan pepohonan yang begitu rimbun dan besar, membuat cahaya matahari sulit menjangkau. Harga tiket masuk ke dalam kawasan ini sebesar Rp 20.000. Dibuka dari jam 08.30 - 18.00 WITA.

    Satu pengalaman yang tak bisa aku lupakan saat sedang ingin duduk berfoto,tiba-tiba ada seekor monyet yang berada di pangkuan. Merasakan cengkraman kakinya langsung itu sangat menakutkan. Apalagi benar-benar berhadapan dari muka ke muka, jantung rasanya seperti berhenti berdetak. Aku hanya terdiam, dan untungnya monyet itu langsung pergi. Setelah monyet itu sudah tidak ada di pangkuan aku baru dapat menjerit ketakutan. Untung saja pada saat itu ada pawang yang sigap.

Tirta Empul

    Tempat penyucian bagi umat Hindu untuk mendapatkan air suci, berada di daerah Tampaksiring, kabupaten Gianyar Bali. Selain sebagai tempat untuk beribadah tempat ini pun dijadikan sebagai objek wisata.

    Kita sebagai wisatawan bisa melihat secara langsung ibadah yang dilakukan para umat Hindu. Tanpa mengusik dan menganggu. Dikenakan seharga 15.000 untuk bisa masuk ke dalam kawasan ini.

    Tetapi kita tidak boleh masuk ke tempat para umat Hindu berdoa, karna sangat dijaga sekali kekhuyusukannya. Untuk sekedar berkeliling tanpa membuat banyak suara ini sudah menjadi cara kita; wisatawan menghormati warga sekitar. Berada di tempat ini, membuat kita merasa terpukau dengan cara mereka beribadah yang sangat mengesankan.

    Ini yang merupakan sumber dari air suci yang dipercaya dapat meyucikan, dari sumber ini dialirkan langsung ke kolam pemandian yang terletak tidak jauh dari sini. Di kolam pemandian sudah ada para tetua yang siap sedia untuk mendoakan mereka yang ingin disucikan. Terdapat aturan-aturannya, para wisatawan diperbolehkan untuk ikut merasakan air suci ini.

    Ada pula kolam ikan mas di tengah kawasan ini, kita dapat memberinya makan dengan nasi ataupun roti. Jumlah ikannya sangat banyak dan dengan bentuk yang bervariasi. Di sisi lain kolam terdapat restoran yang menawarkan berbagai olahan ikan.

Garuda Wisnu Kencana

    Patung Garuda Wisnu Kencana yang sampai saat ini masih dalam tahap pembangunan. Akan dihasilkan sebuah patung Dewa Wisnu (Dewa pemeliharaan) yang sedang mengendarai garuda, diperkirakan akan 20 meter tingginya. Sehingga dapat terlihat dari kuta dan daerah lainnya.

   Ini merupakan miniatur dari patung yang akan dibuat. Meskipun masih dalam tahap pembangunan tetapi tempat ini sudah memiliki beberapa bagian patung yang sudah jadi. Seperti bagian badan dari Dewa Wisnu dan kepala dari burung garudanya.

    Dari tempat ini kita dapat melihat Bali dari sisi atas, akan terlihat pantai-pantai yang membujur di bawah. Kita juga dapat menyewa teropong untuk menikmati tiap detail dari pemandangan yang ada di bawah sana.

    Terdapat tempat untuk menampilkan tarian-tarian Bali yang dapat langsung dinikmati oleh setiap pengunjung di waktu-waktu tertentu. Alunan musik dan gesitnya penari membuat suasana Bali semakin eksotis untuk dinikmati.

    Jangan lupa pula untuk berkeliling kawasan ini karna banyak sekali terdapat spot yang bagus untuk mengabadikan gambar. Di sini langsung menghadap ke arah bagian kepala dari burung garuda yang sudah selesai dibuat. Tetapi kita harus rela berpanas-panasan terpanggang teriknya matahari di siang bolong.

    Ada kolam-kolam dengan suara aliran air yang sangat menenangkan, apalagi ditambah dengan rimbunnya pepohonan. Membuat semakin betah untuk berlama-lama duduk santai di pinggiran kolam. Tempat ini dibuka dari jam 08.00-22.00 WITA dengan harga tiket masuk sebesar 50.000 untuk wisatawan domestik.

Sabtu, 16 Mei 2015

Hutan Mangrove

   Tidak kalah menariknya dengan objek wisata pantai, Bali punya hutan mangrove yang sangat menawan. Terletak di bypass Ngurah Rai sekitar 100 meter dari patung Dewa Ruci Sanur, Bali Selatan. Harga tiket masuk 5.000 per orang kita sudah dapat menikmatinya.

    Dari pintu masuk kita akan melintasi jalanan kayu yang membelah pepohonan mangrove. Dari pintu masuk kita harus memahami betul peta karna di dalam tidak ada petunjuk arah ketika ada persimpangan. Akan ada banyak pondok-pondok tempat untuk beristirahat dari teriknya matahari dan sangat disarankan untuk membawa minuman dari luar karna di dalam akan sangat dibutuhkan. Tapi ingat jangan membuang sampah sembarangan!


    Akan kita temukan sebuah rumah 4 lantai yang bisa dinaiki untuk melihat kawasan ini dari atas. Rumah ini hanya dapat menampung maksimal 10 orang, jadi harus bergantian yaaa. Kita dapat melihat para burung bangau yang bertebrangan hilir mudik dari satu pohon ke pohon lainnya. Berhati-hati ketika sedang berjalan karna terkadang jembatan yang sedang kita jalani ada yang sudah rusak ataupun bolong, perawatan yang kurang menyebabkan perbaikan yang diadakan kurang cepat dilakukan.


    Ujung dari hutan ini ialah pemandangan ke arah Jalan Tol Mandala yang baru saja diresmikan. Kita bisa melihat kendaraan yang melaju kencang di jalan itu dari tempat ini.

Desa Panglipuran

    Desa yang sudah menjadi desa wisata ini terdiri dari 76 rumah terletak di daerah Bangli, Bali Timur. Awal dari pintu masuk kita akan disambut oleh Bale Desa tempat pemimpin desa menyambut wisatawan yang datang dan ingin berdialog bersama. Kebetulan aku mengunjungi tempat ini dalam rangka penelitian lapangan dari jurusanku. Jadi kami disambut dan mengadakan dialog sebelum berkeliling ke dalam desa. Ada dua pimpinan desa yaitu; pemimpin adat yang menjalankan fungsinya dalam adat dan pemimpin dinas yang menjalankan fungsi kepemerintahan. Meskipun dua tetapi tetap sejalan dalam menjalankan tugasnya masing-masing dalam desa.

    Dalam dialog, bapak kepala banjarnya mengambarkan bagaimana kehidupan dalam desa ini, sejarah perkembangannya, dan masih banyak yang lainnya. Aturan-aturan yang unik juga beliau paparkan, seperti; dilarangnya poligami sebagai bentuk penghargaan kepada kaum wanita, ketika itu dilanggar maka sang suami akan dipindahkan ke rumah khusus yang telah disediakan desa. Semua rumah yang ada di desa ini ialah milik desa bukan per seorangan, jadi penduduk dapat menempatinya selama mereka hidup dengan menaati peraturan yang ada.

   Memasuki kawasan rumah penduduk kita diperbolehkan untuk memasukinya satu per satu. Disambut dengan keramahan warganya yang sudah tidak asing lagi dengan para wisatawan. Di beberapa rumah ada yang menyediakan tempat untuk berjualan buah tangan kerajinan desa ini.

    Semua bentuk rumahnya sama, begitu pun dalamnya. Di tempat ini masih sangat terasa kekentalan nuansa Balinya meskipun sudah banyak masuk pengaruh modernisasi. Misalnya masih banyaknya terlihat para wanita yang mengenakan baju kebaya dengan bawahan kain. Di ujung dari desa ini terdapat pura yang berdiri persis di tengah-tengah jalan. Tempat ini sangat bersih, terlihat memang benar gotong royong yang tercipta dari semua warga desa.

Raminten

    Setiap kali aku mengunjungi tempat ini selalu saja ramai apalagi pada akhir pekan, dan aku pasti berada di daftar tunggu. Memang Raminten tidak pernah sepi padahal di Jogja sudah ada banyak cabang. Dikarnakan ini sudah menjadi tempat yang wajib dikunjungi. Buka 24 jam setiap harinya.

    Nuansa Tradisional Jawa yang sangat ditawarkan tidak hanya dari dekorasi keseluruhan, alunan lagunya pun melantunkan musik-musik Jawa. Di tempat tunggu kita bisa melihat wanita-wanita Jawa yang masih mengenakan kebaya dan bawahan kain yang sedang meracik jamu masih menggunakan alat-alat tradisional.

    Menu yang ditawarkan pun tidak jauh dari adaptasi menu yang ada di angkringan Jawa pada umumnya dengan harga yang sangat terjangkau. Dari mulai yang hangat sampai yang dingin. Meja yang disediakan menyesuaikan berapa banyak orang yang datang.

    Menu andalanku ialah eskrimnya, ini sangat membantu mengembalikan stamina tubuh setelah seharian berkeliling jogja. Sangat nikmat ditambah dengan kayu manis sebagai tambahan aroma yang menenangkan.

Parang Teritis

    Salah satu pantai yang sering dikunjungi di Jogjakarta, terkenal dengan sebutan pantai selatan yang masih sangat erat hubungannya dengan mitos mengenai Nyi Roro Kidul. Memiliki larangan untuk tidak berenang dengan mengenakan baju warna hijau karna diyakini oleh masyarakat bahwa warga itu merupakan warna kesukaan dari Nyi Roro Kidul. Biaya yang dikenakan untuk masuk ialah Rp 5.000 per orang di gerbang utama.

    Aku berkesempatan untuk menikmati matahari terbit di tempat ini, pelan-pelan cahayanya muncul dari balik gugusan pegunungan di daerah timur. Banyak orang juga yang mengejar momen yang sama denganku.  
    Bermain pasir, berlari-larian, berkejaran dengan ombak, tertawa dan ditertawakan, begitu banyak yang bisa dilakukan untuk menghabiskan waktu dalam kebersamaan. Atau hanya sekedar untuk melihat-lihat kepadatan pengujung pagi itu. Bebas, sebebas arti sebuah kebahagiaan.

    Tempat ini sangat luas, cocok sekali untuk objek wisata rombongan. Banyak disewakan ATV dengan jalur pasir sepanjang pantai, aku kurang mengetahui berapa biayanya. Ada juga, delman ataupun kuda sebagai pilihan alternatif lainnya. Banyak pula terdapat payung untuk bersantai di pinggir pantai, sambil menikmatinya dengan minum dan makanan yang disajikan dari warung-warung yang ada. Kita juga bisa membeli buah tangan dari toko-toko yang berada di dekat parkiran.

Jumat, 15 Mei 2015

Marina

    Semarang termasuk ke dalam daerah pesisir, berbatasan langsung dengan laut. Tempat ini termasuk ke dalam salah satu pantai yang ada. Sayangnya air laut yang ada tidak jernih melainkan berwarna keruh. Meski begitu masih sangat mengasikan berada di tempat ini untuk bersantai menikmati angin laut.

    Memasuki tempat ini dikenakan biaya Rp 5.000 per orang pada gerbang utamnya. Tempat ini sudah dijadikan objek wisata, sepanjang pantai sudah ada jalanan dengan banyak batu sebagai penghalang untuk ombak. Tapi tetap saja ombak yang menghantam semakin deras bisa membuat orang yang sedang berjalan basah kuyup.

    Aku beserta temanku berada disini untuk menikmati suasana pantai sambil duduk santai di tepian minum sebuah kelapa muda asli. Sangat menyenangkan, apalagi dengan kebersamaan. Banyak pula masyarakat yang datang, terdapat juga para pemancing yang duduk tenang di pinggir menanti pancingannya.

Billiard

    Di lantai 7 Plasa Simpang Lima terdapat tempat untuk para pecinta billiard, dengan harga Rp 27.000 per jamnya. Ada banyak meja billiard kira-kira sampai 20. Kebanyakan para lelaki yang menguasai meja-meja ini. Memang billiard merupakan salah satu permainan yang jarah tersentuh oleh kaum hawa.

    Ini pun baru pertama kalinya aku bermain, tidak terlampau susah. Hanya diperlukan teknik yang benar dalam memegang stik untuk menyodok bola-bola di meja. Tetapi untuk pemula seperti aku itu menjadi sangat sulit, apalagi ketika harus bisa mengira-ngira untuk memasukan bola ke lubang yang terdekat. Salah-salah nanti malah bola lawan yang masuk. Aturan permainannya pun tidak terlampau sulit.

    Ada dua kategori bola; bola kecil dan besar yang ditentukan dari nomor yang tertera pada setiap bolanya. Pemenang ialah orang yang sudah berhasil memasukkan bola sesuai kategorinya. Hanya ada satu larangan yaitu bola hitam tidak boleh dimasukan sebelum semua bola sudah masuk. Mungkin ada banyak lagi permainan billiard yang belum aku ketahui dan aku akan lebih banyak lagi belajar untuk memahaminya. Ketagihan terus ketika sudah bisa memegang dengan benar stik billiard ini.

Ra' Gentar

    Masih dalam kawasan Umbul Sidomukti terdapat berbagai wahana outbound yang sangat memacu adrenaline. Ra'Gentar nama dari pengelola kawasan ini yang berasal dari bahasa Jawa "ora gentar" berarti tidak takut.

    Diantaranya ada flying fox dengan dua pilihan track; ketinggian 110 meter dan 70 meter dengan menghubungkan dua tebing. Marine Bridge jembatan yang berada di lembah. 

   
    Rapeling, ATV dan ada pula jalur trekking. Semua dapat dicoba dengan harga yang terjangkau mulai dari 15.000 sampai 20.000. Tempat ini sangat disarankan untuk para pecinta alam yang suka beradu adrenalin.


    Aku berkesempatan untuk mencoba marine bridge, melintasi jembatan yang berjarak 110 meter. Menghubungkan dua tebing dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Bermodalkan nekat dan dibekali dengan tali dan topi pengaman itu bisa membantu untuk menyelesaikannya sampai ke garas akhir. Dibutuhkan keseimbangan yang extra apalagi ketika sudah sampai ditengah lintasan kita akan merasakan angin yang berhembus sangat kencang. Kalau sebentar saja tidak fokus pasti bisa oleh dan terjatuh.
    Lalu setelahnya masih banyak spot lainnya yang ingin dicoba tetapi berhubung waktu tidak memungkinkan jadi kami tidak dapat melakukannya. Sangat disarankan ke tempat ini dengan banyak teman agar lebih bisa merasakan sensasinya.
Selamat mencoba :)

Senin, 11 Mei 2015

Umbul Sidomukti

    Berada di lereng gunung Ungaran, Semarang tempat ini sangat direkomendasikan untuk para penikmat dataran tinggi. Dengan panorama hijau yang sangat menyejukkan dan lagi masih banyak suara-suara burung bersaut-sautan meramaikan suasana alam. Umbul Sidomukti nama dari tempat ini, dengan biaya masuk Rp8.000 kita sudah dapat masuk ke dalamnya.

    Dilengkapi dengan dua kolam renang yang airnya berasal langsung dari sumber air gunung, menambahkan kenikmatan dari kawasan ini. Terdapat pula saung-saung tempat beristirahat, kamar mandi yang bersih dan ada pula toko-toko penjual makanan.

    Tempat ini sangat cocok untuk berekreasi bersama teman, keluarga, atau sendiri hanya sekedar untuk bersantai-santai dari penatnya rutinitas. Dibuka setiap harinya mulai jam 08.00-17.00.

    Pemandangan dengan latar kota-kota yang berada dibawah sungguh sangat memikat. Disarankan untuk berada di tempat ini sebelum jam 12.00 karna matahari akan berada tepat di atas kita. Sangat menyenggat dan akan membuat pusing. Itu menjadi sangat menganggu saat kita menikmati liburan disini.

Jumat, 01 Mei 2015

Malioboro

    Tempat ini menjadi jantung pusat wisata dari kota Yogyakarta. Memang tidak salah ketika kita melihat bagaimana suasananya, sepanjang jalan kita akan disuguhi dengan kesederhanaan sebuah kota yang ramah. 

                                      
    Kiri-kanan terdapat emperan kios-kios yang menjual beraneka ragam jenis. Mulai dari kaos, cendramata, batik, tas, sepatu, dan banyak jenis lainnya. Kulinernya pun tak kalah menarikdari mulai makanan berat, cemilan ataupun sekedar minuman pelepas dahaga.

                                      
    Waktu akan berjalan sangat cepat ketika kita sedang berada di tempat ini, keluar masuk toko-toko dari ujung hingga akhir jalan. Keramahan akan semakin terasa ketika kita melakukan transaksi dengan para pedagang. Mulai semua dengan senyum maka kita akan mendapatkan berlipat lipat kali banyaknya senyum.

    Terdapat pula andong yang di parkir di sepajang jalan. Kita dapat menyewanya dengan harga yang terjangkau sekedar untuk keliling-keliling daerah ini.

    Suasana malam harinya pun tak kalah menarik, ketika gelap sudah mememenuhi langit itu tidak jadi alasan bagi kawasan ini untuk padam. Suasana makin bertambah gembira ketika banyak para penyanyi jalanan menampilkan keahliannya.