Kamis, 09 April 2015

Puri Maerakaca

    Terletak di dekat kawasan PRPP terdapat museum Puri Maerakaca yang begitu luas. Bisa dikatakan tempat ini sebagai taman mini Jawa Tengah.

    Dari pintu depan setelah membayar tiket masuk sebesar Rp. 5.000 per orang kita pasti akan heran seperti apa tempat ini. Karna sejauh mata memandang kita hanya disambut dengan rumah-rumah penduduk selayaknya sebuah desa.

    Namun setelah melihat dan memahami papan peta yang terletak tak jauh dari pintu depan kita dapat mengetahui apa saja yang ada di dalam sini. Tempat ini dikatakan sebagai taman mini Jawa Tengah karna ini didedikasikan sebagai miniatur daerah Jawa Tengah. Terbagi-bagi atas seluruh kabupaten yang ada di Jawa Tengah. Lengkap dengan segala kekayaan alam yang dimiliki oleh setiap kabupatennya.

    Nampak pula salah satu pahlawan dari Jawa Tengah, Pangeran Diponegoro. Menjadi simbol dari keberanian untuk membela tanah air dari para penjajah. Seorang pria dengan sorban di kepala dengan gagahnya menunggangi kuda siap untuk berjuang.

    Masuk lagi agak dalam akan mendapati miniatur-miniatur rumah di daerah yang dibentuk semirip mungkin. Berukuran sangat kecil tanpa mengurangi keasliannya.



    Diberikan pula penggambaran lewat patung-patung mengenai potensi yang paling menonjol dari setiap kabupaten, mulai dari objek wisata, makanan khas, kehidupan bermasyarakat di sana, adat, tarian, dan masih banyak lainnya. Ini memacu rasa ingin tahu pengunjung untuk dapat mengetahui langsung ke masing-masing daerah yang ada di Jawa Tengah.

    Rumah-rumah yang diperuntukkan untuk mengambarkan bagaimana keadaan di suatu kabupaten diisi oleh penduduk aslinya sama seperti yang ada di TMII, Jakarta. Tapi sangat disayangkan ketika tempat ini jarang dikunjungi dan pengunjung malah jadi segan untuk masuk melihat-lihat ke dalam rumahnya. Rumah ini malah dijadikan aset milik pribadi, bukan lagi taman mini Jawa Tengah malah menjadi komplek rumah Jawa Tengah. Memang masih ada satu dua rumah yang membuka pintu lebar-lebar untuk diperlihatkan oleh pengunjung tapi itu letaknya hanya yang berada di depan pintu masuk. Semakin masuk lagi ke dalam, kita akan mendapati pintu-pintu rumah yang bahkan tertutup.


    Miniatur dari potensi-potensi wisata yang ada pun sudah tidak lagi terawat. Terbengkalai begitu saja. Ini sangat disayangkan.

    Apalagi setelah melihat bangunan dari kabupaten Temangung yang tinggal hanya reruntuhan saja. Terlihat ini korban dari kobaran api yang ganas.

    Dan disisi paling belakang terdapat kawasan hutan magrove yang sangat menawan. Dapat dilihat bahwa ada banyak sekali wahana permainan air yang sudah tidak bagus lagi. Dibiarkan begitu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar