Merbabu memiliki ketinggian 3142 mdpl, berdiri di empat wilayah; Boyolali, Magelang, Salatiga dan Kabupaten Semarang. Gunung ini merupakan gunung yang paling banyak memiliki jalur untuk pendakian ada empat yaitu: Wekas, Selo, Cunthel, dan Thekelan.
Jalur Wekas merupakan jalur yang memiliki air terjun dan juga saluran-saluran mata air yang dapat langsung diminum. Jalur ini yang paling sering diminiati oleh pendaki dan juga medan yang dilalui paling cepat untuk menuju ke puncak.
Aku beserta teman-temanku mendaki Merbabu lewat jalur Selo, meskipun jalur ini merupakan medan yang paling jauh. Tetapi jalur ini yang paling landai. Kami berangkat dari tembalang sekitar pukul 10.00 WIB menuju ke Salatiga dengan menempuh jarak sekitar 4 jam. Diperjalanan kami sempat kesasar karna dari rombongan tidak ada yang paham tentang lokasi pos jalur selo ini. Belum lagi ditengah perjalanan kami sempat diguyur hujan deras. Alhasil waktu kami banyak tersita untuk menunggu hujan reda. Sesampainya di pos kami beristirahat memulihkan tenaga dulu. Lalu pada pukul 15.00 WIB kami memulai pendakian.
Kelelahan di Tengah Perjalanan |
Ini kami yang sudah kelelahan padahal masih belum terlalu lama berjalan. Melewati jalan menanjak dengan tanah yang tidak terlamapau licin. Ini aku yang mengambil gambar semua teman-temanku, posisiku yang berada di paling depan barisan.
Lembayung Senja yang Mengintip |
Ditengah perjalanan sempat terlihat lembayung senja yang mengintip dari celah-celah pepohonan. Potret ini tidak dapat menampilkan keindahan aslinya. Meskipun hanya sedikit tapi ini sangat menawan. Apalagi ketika matahari dengan malu-malu menenggelamkan cahayanya. Ketika langit semakin gelap kami meneruskan perjalanan meskipun dengan banyak istirahat. Ditengah perjalanan kami sempat menyalakan kompor untuk menyeduh mie sebagai penganjal rasa lapar.
Sampai di Pos 3 kami bersepakat untuk bermalam. Semuanya sudah kelelahan dan juga cuaca sudah tidak bersahabat. Rintik hujan sudah mulai turun menemani. Dengan terburu-buru kami mendirikan tenda. Setelah tenda siap berdiri tegak hujan langsung menguyur beserta dengan angin yang tak kalah ributnya. Untung saja kami sudah aman berlindung dibalik tenda ini. Kami berusaha untuk tidur dengan berhimpitan saling menghangatkan. Tenda yang berkapisitas empat orang kami isi dengan tujuh orang sekaligus.
Tenda Kami |
Hujan tak juga reda sampai dini hari. Tenda kami bocor tak mampu menahan air hujan. Kami semakin bertambahan dingin. Kondisi ini tidak memungkinkan kami melanjutkan pendakian ke puncak.
Boneka Kesayanganku, Dido. |
Aku membawa serta boneka kesayanganku, aku selipkan dia diantara perlengkapan yang ada di carrier. Dia sangat berguna sebagai tempatku mencari kehangatan dalam peluk.
Ini Rombonganku |
Kami diberi kesempatan untuk menikmati pemandangan dari pos 3. Meskipun masih ditemani dengan angin dan gerimis. Lihat muka kami yang kelelahan dan kedinginan tetapi ada senyum bahagia menikmati indahnya proses mendaki.
Katanya dibalik ini baru kami bisa melihat puncak dari Gunung Merbabu. Kira-kira masih harus berjalan lagi sekitar 4 jam. Ya mau dikata apalagi melihat kondisi yang sudah semakin ekstrem jadi kami mengurungkan niat untuk bisa sampai ke puncak. Tengah hari bolong kami bersiap untuk pulang ke pos awal. Meskipun tidak puas tapi mungkin nanti di lain kesempatan aku akan bisa mencapai puncak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar