Menempuh kira-kira 3 jam perjalanan dari Jogja. Aku dengan temanku sama-sama tidak mengetahui jalan menuju ketempat yang kami tuju. Kami juga tidak mengetahui tepat apa itu pantai Baron. Kami saja dapat informasi ada pantai Baron hanya dari resepsionis hotel tempat kami menginap.
|
Papan Arah |
Berangkat ke tempat ini hanya bermodalkan petunjuk arah di jalan dan dengan bertanya-tanya kepada orang sekitar. Keluar masuk desa, tidak selalu yang kami lewati itu jalan besar. Sempat juga kami salah arah jadi harus lagi memutar arah kembali. Tapi biar begitu kami tetap berjalan.
|
Jalan Menuju Baron |
Sampai pada ujungnya jalan yang dilalui berkelak-kelok dan juga sempit hanya muat untuk dua mobil yang berlawanan arah. Jadi sangat sulit untuk mendahului mobil lain yang berada di depan. Aku beruntung karna datang ketempat yang jauh seperti ini dengan menggunakan mobil, aku tidak dapat bayangkan bagaimana kalo saja aku naik motor.
|
Hijaunya Pepohonan |
Awal perjalanan aku sangat penasaran pada kawasan pantai yang sedang dituju. Pemandangan kiri kanan ialah rumah-rumah penduduk desa, pepohonan, bukit-bukit. Sampai dengan rasa penasaran yang sudah berubah menjadi rasa bosan karna tak juga kunjung sampai.
|
Gerbang Utama |
Akhirnya sampai di pintu masuk kami dikenakan tiket masuk sebesar Rp. 5.000. Di dalam kawasan ini ternyata banyak sekali pantai-pantai yang dapat dikunjungi.
Pemandangan yang tersaji setelah gerbang utama pun tidak jauh berbeda dengan yang sudah-sudah. Sampai pada akhirnya aku melihat hamparan ombak dibalik bukit-bukit yang ada. Benar-benar menakjubkan bahwa sesungguhnya ada pantai dibalik bukit ini!
|
Karang yang Menawan |
Pantai yang kami datangin pertama kali bukan Baron, aku lupa apa namanya. Pantai ini dikelilingi dengan karang-karang di sisinya. Pantai ini sangat elok dipandang. Tapi tak banyak orang-orang yang bermain air. Dikarenakan Ombak yang lumayan besar saat itu.
|
Jaring Para Nelayan |
Pantai ini berada di daerah tempat tinggal para nelayan. Banyak jaring-jaring yang sedang dijemur, ada pula perahu-perahu nelayan yang diparkirkan tak jauh dari mulut pantai. Terdapat banyak rumah-rumah dan tampak pula sebuah bangunan masjid.
|
Penjual Layangan |
Di tepian juga banyak penjual layang-layang dengan berbagai macam bentuk dan motif yang penuh dengan warna. Tak hanya anak-anak kecil yang membelinya, orang dewasa pun ikut serta membeli dan bermain-main dengan layangan ini. Sungguh sangat menyenangkan bermain layangan, aku pun dimabukkan dengan khayalan yang ikut serta terbang bersama dengan angin.
|
Penjual Pernak-Pernik |
Tak jauh dari parkiran terdapat kios-kios penjual pernak-pernik. Ada yang berupa gantungan hiasan, gelang, bingkai foto, tas, dan banyak lagi. Itu semua berbahan dasar dari kulit dan rumah kerang yang ada dari alam. Mereka memanfaatkan itu semua untuk menjadi buah tangan para wisatawan. Kreatifitas yang mereka salurkan dengan maksimal dapat dijadikan pendapatan tambahan.
|
Udang dan Cumi Tepung |
Ada pula kios yang menjual udang dan juga cuma goreng tepung. Ini semua berasal langsung dari hasil tangakapan para nelayan. Rasanya enak sekali! Gurih! Makanan ini dijual per kilo, aku lupa berapa harganya. Niat awal aku mau memakan ini dengan nasi, tapi tergiur oleh baunya aku menjadikan ini sebagai cemilan. Ketagihan sampai aku lupa untuk berhenti. Sebelum mendapatkan nasi ini sudah habis duluan.
Nah ini dia pantai Baron, pesona langit biru serta deru ombak yang menawan. Untungnya hari itu sangat cerah tetapi sinar matahari tidak terlalu terik karna banyak awan. Menjadikan suasana makin nyaman untuk memandangi indahnya hamparan air yang seperti tiada berujung. Kadang aku membayangkan bagaimana rasanya ketika bumi ini tidak berbentuk bulat, dan diujung laut sana merupakan sebuah sudut?
Aku membidik si anak kecil ini yang asik sendiri dengan pasir serta air laut. Dia sangat nyaman sekali duduk-duduk ditemani ombak. Aku yang hanya melihatnya saja terhanyut dalam kegimbaraan yang dia rasakan. Aku terbawa kenangan saat masih berada diusianya.
Ombak yang mengodaku untuk berkejaran, tetapi sayang aku tidak membawa baju salinan. Jadi dengan sangat berat hati aku hanya menikmati ombaknya di tepian tanpa bisa bermain main sampai ketengah. Walaupun ingin rasanya berendam terhanyut dalam deru ombak yang mengetarkan.
Pantai Baron sepertinya memang dikhususkan untuk para wisatawan bermain-main dipantai, berbeda dengan pantai sebelumnya yang kami datangi. Pantai ini luas dengan karang karang yang menyudut dipinggir. Banyak pula terdapat payung-payung untuk berjemut ditepian. Kamar mandi pun disediakan tak jauh dari bibir pantai. Terdapat pula beberapa kios penjual es kelapa muda untuk menghilangkan dahaga. Pantai ini sangat cocok bagi para wisatawan yang ingin bermain air.