Sabtu, 17 Desember 2016

Benteng Portugis

 
Terletak di desa Banyumanis kecamatan Donorejo, ini merupakan gambar pintu masuk dari kawasan Benteng Portugis. Perjalanan menuju tempat ini cukup jauh paling ujung timur dari kota Jepara. Jalanan yang akan dilalui tidak bagus, banyak yang berlubang belum lagi padatnya kendaraan-kendaraan besar yang melintas. Dikenakan biaya sebesar Rp5.000 per orang untuk masuk ke dalam dan dibuka dari jam 06.00 sampai 18.00 WIB.

Gambar di atas merupakan tempat yang terdapat di atas bukit, benteng ini hanya tinggal reruntuhannya saja. Pada sisi utara dan timur terdapat replika dari meriam seperti yang dilakukan bangsa Portugis sewaktu menduduki tempat ini. Pemandangan yang ditawarkan dari atas bukit sungguh indah, dapat terlihat dengan jelas laut lepas dan samudra yang luas.


Sampai di bawah, kita dapat langsung menikmati deburan ombak di pinggir pantai. Tempat ini lumayan bersih. Hanya saja memang airnya berwarna keruh dan pasir yang bercampur dengan tanah sehingga berwarna gelap.

Sepanjang pinggir pantai terdapat kios-kios makanan ringan hingga hidangan laut dan juga beraneka ragam oleh-oleh. Harga yang ditawarkan terjangkau. Banyak pula saung-saung yang diperuntukan bagi para pengunjung untuk bersantai menikmati angin laut yang berhembus.

Bila sedang berada di tempat ini disarankan untuk memakai topi karna pada tengah hari matahari terasa begitu sangat dekat. Gunakanlah alas kaki yang nyaman karna perjalanan selama di kawasan ini naik turun bukit.

Rabu, 30 November 2016

Kedung Ombo


     Terdapat air terjun tersembunyi di kecamatan Bangsri, Jepara akses yang harus ditempuh pun cukup ekstrim. Lihat saja di foto yang berada di paling atas, kurang lebih seperti itulah perjalanan yang harus dilalui untuk mencapai tempat ini. Hanya akan ditemui jalanan sempit turun dan menanjak yang hanya cukup untuk satu motor. Kita juga perlu menyebrang anak sungai kecil di tengah perjalanan.
 
     Perjalanan yang cukup menyeramkan dan menegangkan ini akan terbayar dengan air terjun yang ditemui di tempat ini. Air terjun yang tidak begitu tinggi tetapi aliran airnya sangat deras. Paling menakjubkan itu ketika melihat anak-anak tangga dari batu alam di sini, benar-benar sangat indah.

      Ketika menaiki batu-batu ini diperlukan kehati-hatian yang tinggi sebab bebatuan di sini amat licin, bisa-bisa bila tidak waspada kita bisa terjatuh. Air yang mengalir sangat dingin dan menyegarkan. Coba saja ada tempat untuk berganti baju pasti aku sudah akan bermain air di sini.



    Tempat ini tergolong masih alami dan memang belum dijadikan objek wisata oleh pemerintah, hanya para warga sekitar yang mengetahui tempat ini. Sangat disarankan untuk ke tempat ini pada waktu terang, mengingat di sini sama sekali belum ada penerangan. Apalagi perjalanan ke tempat ini juga sangat ekstrim.
    Katanya, bila kita berjalan lagi terdapat air terjun lain tetapi kami memutuskan untuk tidak melanjutkannya karena hari sudah mau gelap.

Jumat, 25 November 2016

Lemah Abang

    Desa Balong letaknya 7 km dari kantor kecamatan Kembang, desa ini dikelilingi oleh hutan karet milik PTPN. Tak banyak yang tau bahwa desa ini memiliki sebuah pantai tersembunyi yang sangat mempesona.

    Belum ada banyak petunjuk untuk bisa mencapai pantai, berhubung aku sedang mengabdi di desa ini Pak Inggih (sebutan untuk petinggi desa) mengajak aku dan tim untuk menikmati suasana pagi dari pantai. Kami menyusuri jalan setapak di tengah-tengah hutan, susah sekali untuk menghapal jalannya karena kiri dan kanan sisi jalan yang dilihat hanya pohon karet. Sampai di ujung pohon karet, kami bisa langsung melihat garis pantai dibalik sawah. Lalu setelahnya kami harus berjalan menusuri sawah terlebih dahulu sampai akhirnya bisa berada di pantai.
    Penduduk sekitar menamai pantai ini dengan Lemah Abang, karena tebing yang mengelilingi pantai ini berwarna merah. Benar-benar indah. Deburan ombak yang lumayan pasang membawa aroma asin yang menenangkan.

    Tempat ini masih sungguh belum terjamah oleh banyak orang, aku pun bisa sepuasnya berlari menelusuri pesisir pantai. Meskipun air di pantai ini berwarna coklat dan juga pasir berwarna kehitaman.
     Saat berada di sana ombak sedang pasang sehingga kami harus menelusuri sisi yang lebih jauh dengan berjalan di pinggir tebing. Perlu kehati-hatian yang lebih agar tidak jatuh tapi ini membuat kesenangan pribadi untuk kami yang sedang menikmati alam.

Rabu, 23 November 2016

Songgo Langit

    Tahun lalu ketika aku sedang menjalani salah satu program kampus, yaitu kuliah kerja nyata atau yang biasa sering disebut dengan KKN. Aku berkesempatan untuk mengabdi selama 35 hari di salah satu desa kecamatan Kembanag, Jepara. Di sela-sela jadwal yang sudah aku dan tim buat kami tak lupa untuk menyempatkan waktu untuk explore wisata alam yang terdapat di sekitar.
    Salah satunya ini, air terjun Songgo Langit di desa Bucu masih kecamatan Kembang, Jepara. Akses yang ditempuh mudah karena petunjuk jalan sudah banyak. Wisata ini pun sudah terkenal di Jepara.

    Sayangnya sewaktu kami berkunjung aliran air sedang sedikit, memang bulan pertengahan itu sedang musim kemarau. Menurut penjaga loket aliran air yang biasanya dialirkan sedang dialihkan untuk persawahan warga. Harga tiket masuk sangat terjangkau, pengunjung hanya perlu mengeluarkan uang sebesar Rp 2.000.
 
    Banyak bebatuan yang ada di sekitar tempat ini, sehingga pengunjung perlu berhati-hati untuk melewatinya. 

    Di saat debit air sedang memenuhi kolam di bawah, tetapi terdapat larangan untuk mandi. Aliran air dari atas sangat deras dan besar ini yang menjadi alasan utama sehingga demi keselamatan lebih baik untuk mengikuti peraturan tersebut.


Wisata alam memang menjadi tempat yang pas untuk bersenang-senang, meskipun kali ini kami tidak mendapatkan aliran air yang deras dari air terjun. Kami sangat menikmati saat-saat seperti ini.

Senin, 21 November 2016

Lapo Romauli

    Jalan Cinde 5, Jomblang, Semarang terdapat rumah makan khas batak atau yang lebih familiar dengan sebutan lapo. Meskipun namanya sangat terkesan batak tetapi rasanya berbeda dengan masakan yang biasa ditemukan pada lapo pada umumnya. Ini merupakan tempat makan atas saran teman, karena rasa penasaran aku pun ingin mencicipi makanan di tempat ini.

    Menu andalan dari tempat ini ialah babi goreng, rasa yang diberikan sangat lezat apalagi bagian kulitnya sangat renyah dan gurih! Ditambah dengan sambal merah dan saos yang menambahkan cita rasa. Menu ini adanya setelah jam 10.00 sampai dengan jam 13.00 itu pun kalau tidak kehabisan.

    Ada juga olahan rica-rica, saksang, sup, sayur singkong, semuanya tersedia! Ini menu mengenai masakan yang ditawarkan di tempat ini dengan harganya. Menurutku bila dibandingkan makanan yang lezat dan harga sangat pas.

Jumat, 18 November 2016

Situs Megalith Gunung Padang

    Awal tahun 2016 aku bersama keluarga mendapat kesempatan untuk berlibur ke daerah Sukabumi mengunjungi keluarga. Selesai itu kami semua berkeinginan untuk mengunjungi sebuah wisata yang sedang ramai diperbicangkan.

    Melewati jalanan berkelak kelok sampai akhirnya kami sudah dekat dengan wisata tersebut. Tenang saja selama perjalanan sudah banyak bisa ditemui papan petunjuk jalan.

    Setelah memasuki gapura selamat datang kami langsung memarkirkan kendaraan dengan membayar Rp 5.000 untuk kendaraan mobil. Harga tiket masuk Rp 5000 per orang. Area parkir ini memiliki musholah dan juga toilet yang bersih. Di sisi lain terdapat pangkalan ojek yang memang ada untuk memudahkan pengunjung untuk menaiki Gunung Padang. Berhubung dari rombongan kami lebih banyak orang tua jadi kami menyewa ojek-ojek di sana. Rp 50.000 untuk perjalanan pulang-pergi ke Gunung Padang.
    Kenyataannya pun jalan yang dilewati motor tidak bagus, karena hujan yang tidak hentinya membasahi daerah ini. Belum lagi jalanan yang sempit dengan tanah yang becek membuat motor susah untuk dikendarai. Apa boleh buat di perjalanan yang memang tidak bisa dilintasi kami harus berjalan. Sangat mengerikan memang rute yang digunakan, ada kalanya kami melewati jembatan kayu, tanjakan yang terjal, turunan curam pun harus kami lewati.

    Kami langsung sampai di teras kelima, di sambut dengan banyaknya warung-warung milik warga lokal yang menjual gorengan, mie instan, banyak makanan dan minuman yang lainnya. Ada sebuah bangunan yang khusus digunakan sebagai tempat para pengunjung untuk menikmati suasana. Tidak diperbolehkan untuk makan atau pun merokok sembarangan di area ini.

    Pemandangan dari atas ini benar-benar menakjubkan, gunung-gunung terlihat jelas di depan serta hijaunya kebun teh dan juga hutan yang ada.

    Untuk mengetahui lebih banyak tentang Situs Megalith Gunung Padang kami ditemani oleh seorang bapak paruh baya salah satu penjaga situs ini bernama Pak Dadi. Beliau mengatakan bahwa situs ini diduga sudah ada pada saat kerjaan Prabu Siliwangi dan tempat ini diduga merupakan sebuah kerjaan. Kerajaan ini berbentuk punden berundak yang dibagi menjadi 5 tingkat.
    Pada tingkat kelima di teras kedua terdapat batu pandang yang yang dikatakan sebagai tempat bertapa dari Prabu Siliwangi. Batu yang terditi dari tempat duduk, tempat menaruh kedua tangan kiri dan kanan, dan tempat kaki untuk menapaki. Dari tempat inilah diyakini bahwa Prabu Siliwangi dapat memindahkan raganya ke tempat lain.

    Semua batuan yang terdapat di Gunung Padang memiliki 40% kadar besi. Bila batu tersebut tidak bersandar pada tanah akan menimbulkan suara saat dipukul.

    Ditemukan beberapa batu yang memiliki lubang dalam atau bisa disebut dengan batu congklak. Ada pula batu telapak macam, batu yang bentuknya seperti lingga dan yoni, batu telapak tangan manusia, dan banyak batu yang lainnya. Batu-batu ini memiliki filosofi tersendiri menurut keyakinan warga sekitar.

    Batu ini berbentuk kujang yang merupakan lambang pusaka Sunda yang memiliki arti kukuh karena janji. Terkandung pesan bahwa bila memiliki janji harus bisa ditepati agar bisa menjadi manusia yang unggul.

    Banyak pula ditemuakn bebatuan yang bersudut lima atau petagon. Batu yang menyimbolkan lumbung atau tempat penyimpanan yang berarti kesejahteraan. Sering digunakan untuk bertapa memohon untuk hidup yang sukses dan sejahtera.

    Tahun 1941, Belanda sudah menemukan tempat ini dan dicatat dalam temuan mereka. Penemuan ini karena niat awal Belanda ialah untuk menelusuri daerah-daerah sekitar yang mengandung emas sampai pada suatu saat mereka juga menemukan tempat ini.
    Pada tahun 1974-1975 warga sekitar menebang pohon-pohon besar yang ada mengelilingi tempat ini. Lalu tahun 1979 tempat ini dilaporkan oleh tiga warga sekitar yang memiliki pengaruh yaitu kepada pemerintah, setelahnya dilakukan penelitian yang lebih mendalam. Baru sekitar tahun 1982-1983 tempat ini diresmikan oleh pemerintah sebagai cagar budaya.

    Di tingkat paling bawah kita akan menemukan batuan persegi yang diyakini sebagai sebuah panggung atau bisa disebut dengan balai. Tempat ini digunakan sebagai penyambutan para tamu yang akan dihibur oleh para penari. 

    Batu ini diyakini sebagai gamelan yang digunakan unuk mengiringi musik yang dimainkan bagi para tami di balai.

    Gunung Padang memang tempat yang cocok untuk dihabiskan bersama keluarga. Menikmati indahnya udara segar dari ketinggian sekitar 885mdpl. Belum lagi pemandangan yang ditawarkan didepan mata yang bisa mengantarkan kesejukkan.



    Pulangnya sebagian dari kami ada yang memutuskan untuk pulang melewati area depan. Menapaki tangga sebanyak 378 tingkat dengan jarak yang ditempuh 165 meter.

Aku sangat berterima kasih kepada Pak Dadi yang sudah berbagi cerita mengenai Gunung Padang. Menambah lagi wawasan tentang keberagaman negeri.
Mengingatkan kembali bahwa dibalik semua tempat ada cerita yang perlu digali.
Selamat menikmati kisah di perjalanan kalian!

Rabu, 16 November 2016

OBO

    Terletak di Jalan Tirto Agung terdapat tempat makan dengan menu andalan Iga dan segala jenis  menu masakan yang dibakar. Tempat ini berkonsep tradisional dengan dinding dari bambu, belum lagi lampu bewarna kuning yang menciptakan suasana remang ketika malam.

    Harga yang ditawarkan sangat terjangkau baik untuk makanan dan minuman. Semua menu makanan sangat lezat tetapi untuk minuman terutama dalam bentuk jus tidak begitu dianjurkan untuk dipesan. karena rasanya buahnya tidak begitu terasa.
    Tempat ini dibuka dari siang sampai malam tetapi lebih baik datang ketika sore karena kalau sudah malam akan ada banyak makanan yang sudah habis. Tempat ini sangat ramai setiap harinya apalagi pada jam-jam makan siang dan malam.
    Ini merupakan bentuk dari menu Ayam OBO Panggang; ayam bakar, lalapan, sambal, nasi dan yang sangat mengggiurkan adalah sayur asem. Rasanya sangat lezat!
Tempat ini termasuk salah satu tempat makan favoritku, apalagi ketika sedang merindukan sayur asem lezat yang lumayan susah ditemui di derah Tembalang.
Selamat mencoba.

Senin, 14 November 2016

Rumah Kelahiran Bung Karno

    Berada di depan Gang Pandean IV akan ditemui spanduk besar dengan tulisan "Kampoeng Soekarno" bergambar foto-foto presiden pertama Indonesia.

    Di sisi kanan setelah memasuki jalan kita akan menemui gambar seperti tersebut. Gambar penuh warna-warni dengan gambar Soekarno dengan tulisan "di sini rumahku".


    Sayangnya, sampai di depan rumah dengan label cagar budaya yang sudah diresmikan pemerintah kota Surabaya tahun 2013 ini tidak bisa dimasuki. Rumah tersebut masih ditempati oleh warga setempat. Kami hanya bisa melihat bagian depannya saja. Menurut warga sekitar, memang tempat ini sudah diresmikan sebagai cagar budaya hanya saja pemerintah belum juga memberikan uang penganti kepada pemilik rumah yang sekarang.

Jumat, 11 November 2016

Rumah H.O.S Tjokroaminoto

    Di Gang Peneleh VII terletak sebuah rumah joglo yang sudah dijadikan cagar budaya. Rumah dari H.O.S Tjokroaminoto yang menjadi rumah kos dari presiden pertama Indonesia, Bung Karno dan juga banyak tokoh-tokoh penting lainnya yang pernah tinggal di sana.

    Memasuki gang yang hanya muat untuk kendaraan roda dua ini terdapat larangan untuk tidak menyalakan mesin. Kami memasuki jalan dengan menuntun kendaraan dan menemukan sebuah rumah yang menjadi tujuan yang tak jauh dari jalan masuk, tetapi saat itu pagarnya masih terkunci. Oleh warga di sana kami diarahkan ke rumah ketua RT, Pak Eko Hadiratno yang merupakan penjaga dari rumah H.O.S Tjokroaminoto.

    Rumah ini dapat dikunjungi oleh siapa saja, karena Pak Eko akan dengan senang hati membukanya untuk para pengunjung. Beliau akan siap sedia menerima banyak kunjungan dan kita hanya perlu mengisi daftar tamu.
    Berkeliling seluruh ruangan yang ada di rumah tersebut ditemani oleh Pak Eko yang menceritakan setiap sudut. Katanya, tempat ini sudah dilakukan pemugaran kaena banyak yang sudah rusak dan perlu diperbaiki.Selesai itu kami sempat mengisi waktu untuk berbincang mengenai perjalanan rumah ini dari awal masih ditempati oleh keluarga Tjokroaminoto sampai dijadikan cagar budaya seperti ini. Semua perkakas rumah sudah tidak ditemukan lagi bentuk aslinya  karena sudah lapuk dimakan jaman. Karena memang rumah ini sudah lama ditinggalkan dan tidak terawat.
    Pak Eko merupakan warga asli, sehingga beliau bisa menceritakannya secara runtut dan detail. Beliau, selaku ketua RT dipercayakan oleh pemerintah untuk menjaga rumah tersebut setelah diberikan oleh keluarga Tjokroaminoto kepada pemerintah sebagai cagar budaya.

    Pengunjung akan menemui banyak bingkai-bingkai foto serta cerita singkat di dalamnya, ini merupakan salah satu bingkai yang sempat diabadikan melalui bidikan lensa.